Bertitik tolak dari kerangka tujuan yagn telah ditetapkan, dua masalah pokok bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah IBD. Kedua masalah pokok itu adalah :
1. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (the humanities), baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) didalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya
2. Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing jaman dan tempat.
Menilik kedua pokok masalah yang bisa dikaji dalam mata kuliah IBD, nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian. Manusia tidak hanya sebagai obyek pengkajian. Bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesame, dirinya sendiri, nilai-nilai manusia dan bagaimana pula hubungan dengan sang pencipta menjadi tema sentral dalam IBD. Pokok-pokok bahasan yang dikembangkan adalah :
1.Manusia dan cinta kasih
2.Manusia dan Keindahan
3.Manusia dan Penderitaan
4.Manusia dan Keadilan
5.Manusia dan Pandangan hidup
6.Manusia dan tanggungjawab serta pengabdian
7.Manusia dan kegelisahan
8.Manusia dan harapan
IV. Pengertian
Manusia
Secara
bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens”
(Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal
budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat
diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau
realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Dalam
hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup
(living organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh
lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang
berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika,
tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan.
Tatkala seoang bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan kehilangan
energi, dan oleh kaena itu ia menangis, menuntut agar perbedaan itu
berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari sana timbul anggapan
dasar bahwa setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk
membedakan (sense of discrimination) dan keinginan untuk hidup. Untuk
dapat hidup, ia membutuhkan sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan
itu bersumber dari lingkungan.
Manusia
adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Kita merupakan paduan antara
mahluk material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal
diam karena manusia sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan
dirinya.
Dan
berikut ini adalah pengertian dan definisi manusia menurut beberapa
ahli:
#
NICOLAUS D. & A. SUDIARJA
Manusia
adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan
rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu
barang
#
ABINENO J. I
Manusia
adalah "tubuh yang berjiwa" dan bukan "jiwa abadi yang
berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana"
#
UPANISADS
Manusia
adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan
prana atau badan fisik
#
SOKRATES
Manusia
adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar
dan lebar
#
KEES BERTENS
Manusia
adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang kesatuannya tidak
dinyatakan
#
I WAYAN WATRA
Manusia
adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta,
rasa dan karsa
#
OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia
adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir,
dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan
ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan
lingkungan
#
ERBE SENTANU
Manusia
adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang
manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan
mahluk yang lain
#
PAULA J. C & JANET W. K
manusia
adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, mengemban
tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta turut
menyusun pola berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai
kemungkinan
(indahf/Carapedia)
V. Hakekat
Manusia
Manusia merupakan
mahkluk monodualistis antara jiwa dan raga tidak dapat dipisahkan.
Manusia juga merupakan mahkluk yang rasional dan juga irasional.
1. Aliran monoisme
Aliran
ini menganggap bahwa seluruh semesta termasuk manusia hanya terdiri
dari satu zat. Aliran ini dibagi menjadi dua.
-
Aliran materialisme= Realitas yang sebenarnya adalah materi (benda).
-
Aliran idealisme= Realitas yang sebenarnya adalah ide (rohani).
2. Aliran dualisme
Aliran
ini menganggap bahwa realitas semesta merupakan perpaduan antara zat
hidup dan zat mati. Manusia merupakan sintesis antara jasmani dan
rohani.
PENDEKATAN
DALAM PENGKAJIAN MANUSIA
1. Pendekatan
multidisiplin
Yaitu pendekatan
dalam mengkaji sesuatu dengan melibatkan beberapa disiplin ilmu
secara berdiri sendiri. Dalam pendekatan ini pengkajinya adalah
seorang spesialis.
2. Pendekatan
interdisiplin
Yaitu pendekatan
dengan menggunakan teori yang telah berkembang dalam berbagai
disiplin ilmu dan diramu secara eklektif (campuran). Dalam pendekatan
ini pengkajinya adalah seorang generalis.
DIMENSI
KEMANUSIAAN
1. Dimensi
individual
Sebagai
mahkluk individu, manusia bersifat unik dan khas karena tidak ada
manusia yang sama persis. Walaupun ada yang mirip, belum tentu
sifatnya sama.
2. Dimensi religius
Sebagai
mahkluk religius, manusia mengakui adanya kekuatan lain di luar diri
manusia yang sifatnya supranatural, yang secara umum disebut Tuhan.
3. Dimensi
kesosialan
Sebagai
mahkluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang
lain.
4. Dimensi
kesusilaan
Sebagai
mahkluk susila, manusia akan memunculkan suatu nilai untuk membedakan
mana yang baik dan mana yang buruk dalam hubungannya dengan manusia
yang lainnya.
VI. Pengertian
Kebudayaan
Budaya
adalah suatu pola dari keseluruhan keyakinan dan harapan yang
dipegang teguh secara bersama oleh semua anggota organisasi dalam
pelaksanaan pekerjaan yang ada dalam organisasi tersebut. Dengan
demikian, budaya dalam suatu organisasi adalah menjadi pengikat semua
karyawan secara bersama dalam organisasi tersebut dan sekaligus
sebagai pemberi arti dan maksud dalam keterlibatan karyawan tersebut
dalam pekerjaan sehari-hari dari organisasi.
Budaya
adalah suatu pola dari asumsi-asumsi dasar (keyakinan dan harapan)
yang ditemukan ataupun dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu dari
organisasi, dan kemudian menjadi acuan dalam mengatasi
persoalan-persoalan yang berkaitan dengan adaptasi keluar dan
integrasi internal, dan karena dalam kurun waktu tertentu telah
berjalan/berfungsi dengan baik, maka dipandang sah, karenanya
dibakukan bahwa setiap anggota organisasi harus menerimanya sebagai
cara yang tepat dalam pendekatan pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan
dalam organisasi oleh Shein
(1985-1990)
Budaya
dalam arti yang luas adalah suatu keadaan akibat perilaku manusia
yang secara perorangan atau kelompok, bermasyarakat dan bernegara
yang dapat mempengaruhi kehidupan yang damai dan tenteram, sejahtera
dalam arti bahwa semua dapat hidup sehat diatas garis kemiskinan,
tidak membedakan suku, etnik, ras dan jenis kelamin, tidak mencemari
dan merusak lingkungan, tidak meracuni sumberdaya alam terbaharukan
dan tidak terbaharukan, yang secara demokratis menjunjung tinggi hak
dan kewajiban asasi manusia, memberi kebebasan untuk beragama,
kebebasan mengeluarkan pendapat dan kebebasan dapat menikmati
pendidikan sesuai bakat dan keinginannya oleh Bacharuddin
Jusuf Habibie.
Kebudayaan
adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya
berupa buah pikiran dan alam penghidupan oleh R.
Soekmono.
kebudayaan
adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia
dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar oleh Antropolog Koentjaraningrat.
Kebudayaan
adalah Keseluruhan cara hidup (yang merangkumi cara bertindak,
berkelakuan dan berfikir) serta segala hasil kegiatan dan penciptaan
yang berupa kebendaan atau kerohanian sesuatu masyarakat, tamadun,
peradaban, kemajuan akal budi dan lain-lain oleh Ibid.
Kebudayaan
ataupun yang disebut peradaban, mengandung pengertian yang luas,
meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks, meliputi
pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat
(kebiasaan), dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota
masyarakat (Taylor,
1897)
Mempelajari
pengertian kebudayaan bukan suatu kegiatan yang mudah, mengingat
banyaknya batasan konsep dari berbagai literaturnya, baik yang
berwujud ataupun yang abstrak yang secara jelas menunjukkan jalan
hidup bagi kelompok orang (masyarakat). Demikian pula proses sejarah
bukan hal yang mengikat, tetapi merupakan kondisi ilmu pengetahuan,
agama, seni, adat istiadat, dan kehendak semua masyarakat.
Walaupun
demikian, menurut Kluckhohn
(1951) hampir semua antropolog Amerika setuju dengan dalil proposisi
yang diajukan oleh Herkovits dalam bukunya yang berjudul Man and His
works tentang teori kebudayaan yaitu:
kebudayaan dapat dipelajari
kebudayaan berasaal atau
bersumber dari segi biologis, lingkungan, psikologis, dan komponen
sejarah eksistensi manusia.
kebudayaan mempunyai
struktur
kebudayaan dapat
dipecah-pecah ke dalam berbagai aspek
kebudayaan bersifat dinamis
kebudayaan mempunyai
variabel
kebudayaan memperlihatkan
keteraturan yang dapat dianalisis dengan metode ilmiah
kebudayaan merupakan alat
bagi seseorang (individu) untuk mengatur keadaan totalnya dan
menambah arti kesan kreatif
Pengertian
kebudayaan yang dikemukakan oleh E.B.
Taylor maupun
dalil-dalil yang di kemukakan oleh Herkovits masih bersifat luas
sehingga pengkajian kebudayaan sangat bervariasi. Menurut Krober
dan Klukhon (1950)
kebudayaan, definisinya adalah kebudayaan terdiri atas berbagai pola,
bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan reaksi yang diperoleh
dan terutama diturunkan oleh simbol-simbol yang menyusun
pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok-kelompok manusia,
termasuk di dalamnya perwujudan benda-benda materi; pusat esensi
kebudayaan terdiri atas tradisi cita-cita atau paham, dan terutama
keterikatan terhadap nilai-nilai.
Kebudayaan dalam Pandangan
Sosiologi
Bagaimana para sosiolog mendefinisikan kebudayaan
Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari interaksi sosial antar
manusia dalam masyaralat mendefinisikan kebudayaan sebagai berikut
:
1. Keseluruhan (total) atau pengorganisasian way of life
termasuk nilai-nilai, norma-norma, institusi, dan artifak yang
dialihkan dari satu generasi kepada generasi berikutnya melalui
proses belajar (Dictionary of Modern Sociology).
2. Francis Merill
mengatakan bahwa kebudayaan adalah :
• Pola-pola perilaku yang
dihasilkan oleh interaksi sosial
• Semua perilaku dan semua
produk yang dihasilkan oleh seseorang sebagai anggota suatu
masyarakat yang di temukan melalui interaksi simbolis.
3. Bounded
et.al (1989), kebudayaan. adalah sesuatu yang terbentuk oleh
Pengembangan dah transmisi dari kepercayaan manusia melalui
simbol-simbol tertentu, misalnya symbol bahasa sebagai rangkaian
simbol. yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya di antara
para anggota suatu masyarakat. Pesan-pesan tentang kebudayaan yang
diharapkan dapat ditemukan di dalam media, pernerintahan, institusi
agama, sistem pendidikan dan semacam itu.
4. Mitchell (ed) dalam
Dictionary of Soriblogy mengemukakan, kebudayaan adalah sebagian dari
perulangan keseluruhan tindakan atau aktivitas manusia (dan produk
yang dihasilkan manusia) yang telah memasyarakat secara sosial dan
bukan sekedar dialihkan secara genetikal.
Kebudayaan Dalam
Pandangan Antropologi
Bagaimana seorang antropolog
mendefinisikan kebudayaan?
1. Berdasarkan. Eri cyclopedia of
Sociology, kebudayaan menurut Para antropolog diperkenalkan Pada abad
19. Gagasan ini Pertama. kali muncul di zaman renaisans untuk
menggarnbarkan adat istiadat, kepercayaan, bentuk-bentuk sosial, dan
bahasa-bahasa Eropa. di masa. silam yang berbeda dengan masa kini.
Periode kedua dari kebudayaan terjadi tatkala konsep ini mulai
mendapat pengakuan bahwa kini manusia itu berbeda-beda berdasarkan
wilayah diatas muka bumi, variasi itu diperkuat oleh bahasa yang
mereka gunakan, ritual yang mereka praktekan serta berdasarkan
jenis-jenis masyarakat di mana mereka tinggal.
2. Malinowski
mengatakart bahwa kebudayaan merupakan kesatuan dari dua aspek
fundamental, kesatuan pengorganisasian yaitu tubuh artifak dan sistem
adat istiadat.
3. Kebudayaan adalah perilaku yang dipelajari,
seorang tidak dapat dilahirkan dengan tanpa kebudayaan, kebudayaan
itu bersifat universal, setiap manusia memiliki kebudayaan yang dia
peroleh melalui usaha sekurang-kurangnya melalui belajar secara
biologis.
Kebudayaan merupakan “jumlah” dari seluruh
sikap, adapt istiadat, dan kepercayaan yang membedakan sekelompok
orang dengan kelompok lain, kebudayaan ditransmisikan melalui bahasa,
objek material, ritual, institusi (milsanya sekolah), dan kesenian,
dari suatu generasi kepada generasi berikutnya. (Dictionary of
Cultural Literacy).
VII. Unsur kebudayaan
Beberapa orang telah
mencoba mengemukakan pendapatnya tentang unsur – unsur kebudayaan,
misalnya Melville J. Herkovits yang mengatakan bahwa hanya ada empat
unsur dalam kebudayaan, yaitu alat – alat teknologi, system
ekonomi, keluarga, dan kekuatan politik. Sedangkan Bronislaw
Malinowski mengatakan bahwa unsur – unsur itu terdiri dari system
norma, organisasi ekonomi, alat – alat atau lembaga ataupun petugas
pendidikan, dan organisasi kekuatan.
C. Kluckhohn di dalam
karyanya berjudul Universal Categories Of Culture Mengemukakan, bahwa
ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu :
Sistem Religi
(system kepercayaan)
Merupakan produk manusia sebagai homo
religious. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan
leluhur, tanggap bahwa diatas kekuatan dirinya terdapat kekuatan
lain yang maha besar. Karena itu manusia takut, sehingga
menyembahnya kepercayaan yang sekarang menjadi agama.
Sistem Organisasi
kemasyarakatan
Merupakan produk dari manusia sebagai homo socius.
Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah, namun memiliki akal, maka
disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia bekerja sama
untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Sistem
Pengetahuan
Merupakan produk manusia sebagai homo sapiens.
Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri, disamping itu
didapat juga dari orang lain. Kemampuan manusia mengingat – ingat
apa yang telah diketahui kemudian menyampaikannya kepada orang lain
melalui bahasa, menyebabkan pengetahuan menyebar luas. Lebih –
lebih bila pengetahuan itu dibukukan, maka penyebarannya dapat
dilakukan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Sistem Mata
pencaharian hidup dan system – system ekonomi
Merupakan produk
manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia
secara umum terus meningkat.
Sistem Teknologi
dan Peralatan
Merupakan produk dari manusia sebagai homo faber.
Bersumber dari pemikirannya yang cerdas dan dibantu dengan
tanggannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat, manusia dapat
membuat dan mempergunakan alat. Dengan alat – alat ciptaanya
itulah manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya daripada
binatang.
Bahasa
Merupakan
produk dari manusia sebagai homo longuens. Bahasa manusia pada
mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda (kode) yang kemudian
disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan, dan akhirnya menjadi bentuk
bahasa tulisan.
Kesenian
Merupakan
hasil dari manusia sebagai homo aesteticus. Setelah manusia dapat
mencukupi kebutuhan fisiknya, maka dibutuhkan kebutuhan psikisnya
untuk dipuaskan. Manusia bukan lagi semata – mata memenuhi
kebutuhan isi perut saja, mereka juga perlu pandangan mata yang
indah, suara yang merdu, yang semuanya dapat dipenuhi melalui
kesenian.
VIII. Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan
menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
o Gagasan (Wujud
ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk
kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan
sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh.
Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam
pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan
gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan
ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para
penulis warga masyarakat tersebut.
o Aktivitas
(tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu
tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering
pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari
aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan
kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola
tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret,
terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan
didokumentasikan.
o Artefak (karya)
Artefak adalah wujud
kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan
karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal
yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling
konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan
kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa
dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud
kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan
(aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
IX. Kaitan Manusia dengan
Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga:
gagasan, aktivitas, dan artefak.
o Gagasan (Wujud ideal)
Wujud
ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang
sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan
ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga
masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu
dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada
dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga
masyarakat tersebut.
o Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah
wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial.
Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang
saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia
lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata
kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan
dapat diamati dan didokumentasikan.
o Artefak (karya)
Artefak
adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,
perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa
benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan
didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud
kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud
kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang
lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi
arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
sumber : www.google.com